Untukmu Yang Masih Setia Pada Langkah ......
Tiba-tiba saja aku mengingat perihal kita yang silam. Saat beberapa waktu terpaksa berlalu. Tanpa ada rindu yang dilahirkan. Aku yang malu dan gagu dihadapanmu, terpaksa tersipu sipu ditemani dinding kamar. Entah kapan waktu aku bisa berkata. Menerjemahkan perasaan di hadapanmu, adalah membaca kertas kosong. Tak ada yang bisa diutarakan kecuali tatapan yang tak mengenal pejaman.
Aku lupa bagaimana rasanya terpejam. lalu Apa yang tersisa dari kebersamaan ini? Selain keraguan yang rimbun, juga beberapa keheningan yang sulit dipecah. Pertemuan kita hanyalah pertunjukkan satu babak. Hanya sekejap menikmati senja terlelap, selanjutnya kita masih saja menebak-nebak keadaan.
Sampai kapan kita membiarkan kebersamaan tanpa perasaan. Bersetia dengan hampa, hanya melahirkan tangis. Tapi kau dan aku, masih saja tersenyum manis.
Aku sedikit ragu. Sebab selama ini kita telalu banyak gagu dalam perjalanan. Semua lambang begitu terang tergambarkan: kau dan aku adalah air mata yang beriringan mengairi lautan. Kadang bersamaan satu jalan, atau terpisah berbeda jalan, kita bertemu dalam satu samudera.
Kau percaya aku setia padamu? Tanyakanlah itu kepadaku, agar hatiku berdebar dibuatnya. Ketika debar menjalar, aku yang mencintaimu, tak pernah bisa mengungkapkan keberadaanku di sampingmu.
Kita pun pernah mencoba tak berjumpa. Mengetahui sejauh mana kita mengingat nama. Sekembalinya perasaan berpulang pada malam, aku hanya mengenal keadaan: tanpa kamu, tak bisa merindu, lalu gemetar menahan kalbu.
Aku berkata pada daun basah, cobalah dengar sejenak sebuah kisah yang akan kusampaikan pada kulit tubuhmu. Perjalanan kita hanyalah sesingkat daun gugur dan mencium rerumputan. Angin kelak membuat kita goyang. Keadaan kelak membawa kita gamang. Sejauh apapun langkah ini tapi percayakan akan kedamaian di hati akan tetap berdampingan pada jiwa-jiwa yang mencintai.
Perjalanan ini adalah kita yang sedang mendamaikan hari. Ketika kau dan aku, menerjemahkan cinta dengan beragam cara. Rumah yang kita tuju sudah terbuka, dan aku masih ada disini menanti perrjalanan itu... teruntuk kita yang setia pada langkah....
Batam, 15/09/2015
Komentar